Archive for the ‘NZG’ Tag

Pengenalan AKSARA LATIN di Indonesia   3 comments

053AKSARA LATIN pertama kali mulai dikenalkan secara resmi pada 1536, yakni melalui sekolah pertama di Indonesia yang didirikan di Ambon oleh penguasa Portugis, Antonio Galvao. Orang-orang di Ambon mengenal bahasa Melayu melalui karya misioner Fransiscus Xaverius. Pastor ini meminta seseorang di Malaka menerjemahkan ayat-ayat pegangan Nasrani, “Doa Bapa Kami”, “Salam Maria”, dan “Syahadat Rasuli”, dan berkeliling membawa lonceng di Ambon dan sekitarnya. Siapa yang bisa menghafal ayat-ayat pegangan itu lantas dibabtis di bawah nama Bapa, Putra, dan Rohkudus.

Tapi baru satu abad kemudian kitab suci Nasrani dicetak dalam bahasa Melayu. Dan sejauh ini, kitab itu lah yang boleh dikata sebagai cetakan tertua dalam sejarah pustaka Indonesia bertuliskan latin, dikerjakan oleh Brouwerius, diterbitkan pada 1663.

Manakala Belanda berhasil mengalahkan Portugis, didapatnya orang-orang di Ambon-sebagai pusat rempah-rempah yang menjadi tujuan utama penjajahan bangsa-bangsa Barat- telah mengenal bahasa Melayu. Melihat kenyataan ini, kemudian Belanda memanfaatkan bahasa Melayu sebagai bahasa administratif.

Dalam perkembangannya di kemudian hari, orang Belanda juga mengajar orang-orang di Ambon dan Maluku berbahasa Melayu. Salah seorang yang paling penting adalah Josef Kam, Pendeta Protestan lembaga NZG (Nederlands Zendelingen Genootschap).

Di masa penjajahan Belanda inilah bahasa Melayu-tinggi sebagai kosokbali Melayu-pasar, dilembagakan lewat satu-satunya kitab yang dikeramatkan oleh Belanda, yaitu:

“El Khawlu’l Djadid, ija itu segala surat perdjanjian baharuw, atas titah segala tuwan pemarentah kompanija, tersalin kepada bahasa Melajuw”

Pengaruh bahasa Arab merupakan ciri perdana bahasa Melayu-tinggi tersebut. Tulisan-tulisan sastra lama Melayu yang ditulis dengan Arab gundul, di masa ini, juga ditransliterasi oleh Belanda menjadi buku-bukku penting dengan aksara Latin, misalnya Hang Tuah dan Sejarah Melayu.

Dikutip dari : Alif Danya Munsyi, Bahasa Menunjukkan Bangsa, Jakarta, KPG, 2005, hal 55-56.